Pengambilan keputusan pragmatis adalah proses yang melibatkan pengambilan keputusan berdasarkan kepraktisan dan batasan dunia nyata, bukan hanya mengandalkan pertimbangan teoretis atau idealis. Pendekatan ini sering digunakan dalam bisnis, politik, dan kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah kompleks dan mencapai hasil yang diinginkan.
Ilmu di balik pengambilan keputusan pragmatis dapat dijelaskan melalui beberapa prinsip utama dari psikologi kognitif dan ekonomi perilaku. Salah satu konsep utamanya adalah rasionalitas terbatas, yang menunjukkan bahwa manusia memiliki sumber daya kognitif yang terbatas dan harus mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian dan informasi yang tidak lengkap. Ini berarti bahwa individu sering kali harus mengandalkan heuristik, atau jalan pintas mental, untuk menyederhanakan proses pengambilan keputusan dan mencapai solusi yang memuaskan.
Aspek penting lainnya dalam pengambilan keputusan pragmatis adalah pertimbangan trade-off. Dalam setiap situasi pengambilan keputusan, biasanya terdapat beberapa tujuan dan kendala yang harus diseimbangkan agar dapat mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini melibatkan evaluasi biaya dan manfaat dari berbagai pilihan dan membuat pilihan yang memaksimalkan utilitas atau nilai secara keseluruhan.
Penelitian dalam ilmu pengambilan keputusan juga menunjukkan bahwa emosi memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan. Emosi dapat memengaruhi persepsi, preferensi, dan perilaku pengambilan risiko, sehingga membuat kita mengambil keputusan yang mungkin tidak selalu rasional atau demi kepentingan terbaik kita. Dengan memahami dan mengelola emosi, kita dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai kita.
Selain itu, bias kognitif dan heuristik dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan. Misalnya, bias konfirmasi dapat mengarahkan kita untuk mencari informasi yang menegaskan keyakinan atau preferensi yang sudah ada sebelumnya, sedangkan bias jangkar dapat menyebabkan kita terlalu bergantung pada informasi pertama yang kita temui. Dengan menyadari bias-bias ini dan menggunakan strategi untuk memitigasi dampaknya, kita dapat membuat keputusan yang lebih obyektif dan rasional.
Pada akhirnya, ilmu di balik pengambilan keputusan pragmatis menekankan pentingnya mempertimbangkan kendala, trade-off, emosi, dan bias kognitif di dunia nyata dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memasukkan prinsip-prinsip ini ke dalam strategi pengambilan keputusan, kita dapat membuat pilihan yang lebih efektif dan tepat sehingga menghasilkan hasil positif baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.